Sunday, August 30, 2015

Pesan untuk Tuhan. untuk dia

Tuhan, aku merindukannya.
Kenangan menusuk-nusukku dengan liarnya
Mencoba mengambil alih kehidupanku sekarang
Dengan kejamnya, ia menarikku kemasa itu.
Masa bersamanya.

Tuhan, aku ingin semuanya kembali
Meski tak ada replika yang sama dengan aslinya
Aku hanya ingin mencoba membuat patung lilin yang menyerupai
Tanpa nafas, tanpa jantung.
Lalu aku ingin menikmatinya lagi, seperti waktu itu.

Tuhan, aku ingin bersamanya
Walaupun dengan segala adu mulut, pertengkaran dan perbedaan
Aku akan memandanginya, kemudian tersenyum
Besyukur karena masa itu bisa kembali lagi
Nyatanya waktu ada, bukan untuk di ulang

Tuhan, kumohon jagalah dia.
Meski tangan ini tak mampu menyentuhnya
Tapi tangan-Mu selalu kokoh melindunginya
Lindungi pikirannya dari berbagai macam hal yang ia pikirkan
Buatlah hidupnya selalu bahagia.

Tuhan, jika memang begini akhirnya. 
Aku titip dia.
Aku titip hatiku yang selalu bersamanya. Aku titip doa-doaku yang mengiringi langkahnya
Aku titip senyumannya agar selalu mengembang indah

Tuhan, Terimakasih

Thursday, August 27, 2015

Malam ini

Kisah ini runtuh tak berbekas sesentipun
Mulutku sudah lelah menjabarkan rasa sakit yang terasa, hingga lama-lama terbiasa
Banyak orang mencela tanpa bertanya
Ketika bertanya, justru pada orang yang salah
Sehingga lagi-lagi harus aku jelaskan semuanya
Bercerita pun tak semudah berkedip, rasanya seperti semua terputar di otakku, nyeri di hatiku dan semuanya keluar lewat lisan
Lalu apa yang mereka katakan?
Tidak membantu. Mencoba tetapi tidak bisa sama sekali
Jadi yang kulakukan hanya mengulang sakit berkali-kali, setiap hari, pada setiap orang yang bertanya
Kalau bisa aku ingin menghilang, lenyap bersama kenangan dan rasa sakit ini
Lalu kembali ketika sudah sembuh, kembali ketika mereka sudah lelah bertanya
Tapi nyatanya itu mustahil bukan?
Nyatanya tak ada sela jemari yang bisa ku genggam untuk menguatkanku
Tak ada bahu untukku bersandar ketika lelah
Tak ada candaan lucu untukku agar aku tersenyum
Ada kamu atau tidak.
Nyatanya aku seorang diri
Lalu mengapa mereka masih bertanya?

Monday, August 24, 2015

Tidak pernah menyesal

Kalau aku memang menyesal. Ceritanya takan seperti ini. Tak mungkin kamu jadi kenangan yang terindah. Tak mungkin kamu jadi rindu yang selalu ada. Oleh sebab itu ku katakan bahwa aku tidak pernah menyesal.

Aku tak menyesali pertemuan kita malam itu. Aku tak menyesali setiap pesan, rindu dan perhatian yang ku lontarkan untukmu. Aku tak menyesali setiap malam yang kita lewatkan bercengkrama via suara. Aku tak menyesali perjuanganku selama ini agar bisa selalu bersamamu. Aku tak pernah menyesali malam itu saat kita berbincang di antara kerumunan manusia. Aku tak menyesali apapun.

Justru aku mensyukurinya. Menyadari bahwa hubungan ini jelas. Bahkan ketika kamu menyakitiku, aku katakan bahwa aku bersyukur. Bukan kamu yang salah, bukan aku yang salah, bukan juga dia yang salah. Tapi keadaan. Dan aku sama sekali tak menyesali keadaan ini.

Biarpun sekarang aku menangis karenamu. Dulu, aku pernah tertawa terbahak-bahak karenamu. Aku pernah berteriak senang karenamu. Aku pernah tersenyum seorang diri setiap malam karenamu. Lihat sisi baiknya. Selama ini kamulah yang menjadi alasanku bahagia. Maka kukatakan bahwa aku tidak menyesal.

Pergi melangkah dari lingkaran ini pun bukan penyesalan. Kamu butuh hidupmu yang tanpa di ganggu oleh gadis sepertiku. Dan aku butuh hidupku yang tanpa kamu, agar aku terbiasa dengan keadaan ini.

Kamu sudah memberikan hal terindah selama ini. Biarlah aku cari lagi kebahagiaanku yang lain, yang bukan kamu. Biarlah kamu berbahagia dengannya, tanpa aku yang selalu menganggumu. Dan sekali lagi kukatakan bahwa aku tidak menyesal.

Terimakasih dan sungguh, Aku tidak pernah menyesal telah mencintaimu.

Wednesday, August 19, 2015

Sialnya semakin hari aku merasa tak berdaya
Kehabisan ide untuk menyatukan kita lagi
Apa yang salah, aku sudah tidak mengerti
Karena saat kamu menghilang, yang tertingal hanya tanya di hati

Kalau boleh aku ingin meminta waktu kita lagi
Kalo bisa aku ingin kembalikan yang sudah terjadi
Semua tawa yang telah kita lalui
Semua cerita yang telah kita resapi

Sekali lagi kukatakan jangan pergi
Aku egois, aku tau
Tapi aku benar-benar tak ingin kehilanganmu
Bagaimana jika ku katakan, kalau aku mencintaimu
Dan lagi-lagi tanpa ragu

Monday, August 17, 2015

Sekarang aku sedang menjarak.
Memberi cela agar hatiku tak terluka lagi
Tapi jangan kira hati ini tak mencinta
Nyatanya masih dan hanya kaulah yang selalu ada

Percayalah, meski jarak kita semakin jauh
Aku tetap setia menunggumu
Mengagumimu dari jauh
Tanpa ragu

Monday, August 10, 2015

little message for you sir, enjoy

Sekarang sudah bulan Agustus. itu artinya kita telah melewati 2 bulan sejak kita berkenalan. Tak ada kemajuan yang bisa ku ceritakan, hubungan ini tetaplah menjadi hubungan ini. Tidak tau apa namanya, tapi kuyakini 2 bulan bersamamu benar-benar tak terlupakan. Kau sudah kembali lagi ke Jakarta, ingin rasanya kita bisa bertemu seperti senja di hari itu. Tapi mengapa semua terlihat sulit? bahkan untuk menghubungimu saja aku tak ada kesempatan. Tapi jangan salahkan aku, selagi kau masih suka menghilang, kau turut andil dalam seberapa jauhnya kita berpisah.

kau tau? sepertinya aku mulai mengalami perbedaan di bulan ke 2 ini, ini tentang perasaanku. Aku tidak berkata bahwa aku tidak mencintaimu lagi, hanya saja semakin seringnya kau menghilang, semakin terbiasanya aku tanpamu. Sampai sekarang aku masih tidak tau bagaimana perasaanmu kepadaku, bagaimana otak dan hatimu menilaiku. Kubiarkan saja itu menjadi sebuah rahasia, sampai akhirnya kita sama-sama mengetahuinya.

Telah kukatakan bukan? aku sudah lelah bermain-main, berkeliling mencari hati, mencari sela jari yang pas untuk jemariku menggenggam. Jadi untukku sekarang ini, pilihannya hanya 2, kau, atau tidak sama sekali. Jadi mungkin saat kau sudah memutuskan, dan ternyata kau memilih pergi. Maka aku akan memilih untuk tetap di sini, Menunggumu.