Saturday, May 23, 2015

Bahkan gue gak ngerti ini gue nulis apa._.

Yang lucu sepertinya bukan sandiwara ini
Tapi bagaimana ini berawal, berjalan dan berakhir
Aku bak ikan terpancing kail
Bodoh memang, karena umpannya tak sebanding
Mencoba menapaki realita yang kian maya
Suatu saat aku akan tersadar kalo aku tak lagi berpijak
Mungkin terlalu lama berdiri di atas api
Hingga baranya tak sepanas kemarin
Ingin berhenti, ingin kembali
Tapi sadar, tak pernah ada tujuan yang pasti

Sunday, May 17, 2015

Tuan, kau berhasil menghancurkan hidupku lagi
Apa kau ingin sebuah penghargaan? Atau medali?
Atau perlukah kurangkai pecahan hatiku untukmu
Agar kau bisa lihat sendiri maha karyamu
Atau mungkin kau kurang puas?
Ingin lagi?
Silahkan tuan
Jika itu membuatmu bahagia, kenapa harus aku marah?
Bahagiamu, bahagiaku juga kan?
Jadi, silahkan :)

Thursday, May 14, 2015

Im not available

Aku tak tahan lagi, teriakan itu terus mengiang di telingaku
Namamu, namamu, namamu
Padahal telingaku sudah ku sumpal dengan air bud atau apapun itu namanya, tetap saja suara itu terdengar, nyaring sangat nyaring.
Mereka bilang rokok dapat mengurangi stress
Walaupun aku tau kalau aku bukan stress, hanya sedikit.. Hmm apa ya namanya..
Aku bahkan tidak tau namanya apa
Dan mereka juga bilang, minum-minuman beralkohol akan membantuku melupakan kesedihan
Tapi aku tidak sedih, ini bukan sedih, hanya sedikit.. Merasa kosong
Lalu ada lagu yang liriknya adalah "stay high all the night, to forget i missing you."
Tapi aku merasa kalau aku tidak merindukannya, maksudku kita hampir setiap hari bertemu dan bahkan masih bisa saling menghubungi
Sekarang aku benar-benar tidak tau lagi harus bagaimana
Rasanya ingin berteriak, "bung! Aku mencintaimu, berhentilah bermain-main"
Aku tau, tidak semuanya salahmu, aku juga salah
Kita yang salah.
Karena cinta bukan sebercanda yang kita lakukan
Hatimu terbagi dua? Aku tau, atau mungkin lebih.
Dan aku juga merasakan hal yang sama
Tapi apa kau tau satu hal? Hal yang membuatku seperti ini?
Karena sejauh apapun aku melaju, aku selalu membanting stir dan kembali padamu
Jadi apakah kau juga melakukan hal yang sama?

Monday, May 11, 2015

Bulan :)

suasananya memang biru, Depok atau hatiku yang di rundung pilu?
Aku di sini, di kamarku yang berantakan
Kastil kesayanganku
Aku bersimpuh pada kedua lututku, memohon agar yang maha kuasa mendengarkan
Aku memang terlalu sering meminta, tak tau diri. Aku tau
Tapi kali ini aku benar-benar memohon tuhan, ku kesampingkan doaku yang lain
Ku mohon..  jagalah bulanku agar tetap bersinar
Biarkan awan itu, asal remangnya masih terlihat
Jaga bulanku agar tetap tersenyum
Biarkan ia jauh, asal bahagianya masih terasa
Tuhanku, penciptaku.
Sungguh tuhan, aku meminta
Kali ini aku ingin kau memperhitungkan permintaanku
Di dalam tangis, hatiku habis di kunyah perih
Tapi aku masih meminta
Tolong jaga bulanku, selalu.

Dari hambamu yang tak tau diri.
Aku.

Friday, May 8, 2015

malu pada senja

Aku malu pada senja
Malu karena tiap ia mengintip, aku selalu sendiri
Diam-diam senja mengejekku
Menertawakan ku yang masih saja menggenggam dedaunan, bukan tangan lelaki
Tapi aku menghiraukannya, senja tidak tau apa-apa
Yang tau adalah siang
Ia melihat aku bercengkrama dengan lelaki itu
Tetapi aku masih malu dengan siang
Karena yang ku ajak berbicara tidak berstatus apapun
Tidak ada tangan yang bergandengan
Hatiku masih di gerogoti sepi
Mencoba mengenyahkan sendiri dengan bercakap-cakap
Tapi percuma.
Kurasa yang lebih tau adalah malam
Malam memergokiku sedang menatap matanya
Ia tau bahwa aku sedang bersama lelaki itu, melewati malam
Tangan kita memang tidak bergandengan
Tapi kurasa hati ini bergandengan, entah.
Atau ini hanya perasaan saja?
Dan ternyata yang paling tau adalah pagi
Karena begitu aku membuka mata, aku masih sendiri
Tak ada dia di pagiku
Tak ada dia saat aku membuka mata
Dan lagi-lagi aku malu pada senja
Karena lagi-lagi, aku masih sendiri.

Sunday, May 3, 2015

Lantas seperti apa hatiku saat ini?
Sudah remuk, kini semakin hancur
Rasanya tangis sudah tak lagi ada gunanya
Lalu apa lagi yang bisa aku lakukan?
Kamu adalah bayangan dan selamanya akan begitu
Bayangan yang akan menghilang bersama gelap
Tapi, betapa bodohnya aku
Karena tidak menyadari satu hal
Sekencang apapun aku berlari, bayangan akan selalu mengikuti
Jadi bagaimana caranya mengenyahkanmu?

Friday, May 1, 2015

Jadi mana yang lebih baik?

Sayang, semakin hari aku merasa semakin ambruk
Rasa-rasanya seperti jatuh di tempat yang salah
Landasanku berjeruji lancip, tidak datar dan empuk
Semakin aku terjatuh, yang kurasa hanya semakin sakit
Peluh-peluhku mulai tampak tak terkendali
Inikah yang namanya lelah? Atau menyesal?
Tapi aku sudah hampir tenggelam, rasanya aneh kalau aku kembali ke permukaan
Tapi menetappun aku akan mati
Aku tak tau lagi sayang. Apa yang harus aku lakukan?
Begini sakit, begitupun perih
Kuakui aku lelah, sedikit menyesal dan ingin berhenti saja
Namun senyummu bagaikan jangkar
Kapalku tidak bisa berlayar
Kini semua hanya terserah padaku
Dan mungkin, aku akan melepaskan jangkar itu
Mengenyahkan senyumanmu dan berlayar
Tapi aku takut, sayang.
Karena aku berlayar tanpa penunjuk arah
Aku berlayar tanpa jangkar
Aku pasti tidak bisa berhenti
Lalu, apa yang harus aku lakukan sayang?
Tidakkan mengikuti arus itu bahaya?
Air terjun pasti menantiku
Lalu aku?
Ujungnya akan mati juga
Jadi mana yang lebih baik?