Friday, May 8, 2015

malu pada senja

Aku malu pada senja
Malu karena tiap ia mengintip, aku selalu sendiri
Diam-diam senja mengejekku
Menertawakan ku yang masih saja menggenggam dedaunan, bukan tangan lelaki
Tapi aku menghiraukannya, senja tidak tau apa-apa
Yang tau adalah siang
Ia melihat aku bercengkrama dengan lelaki itu
Tetapi aku masih malu dengan siang
Karena yang ku ajak berbicara tidak berstatus apapun
Tidak ada tangan yang bergandengan
Hatiku masih di gerogoti sepi
Mencoba mengenyahkan sendiri dengan bercakap-cakap
Tapi percuma.
Kurasa yang lebih tau adalah malam
Malam memergokiku sedang menatap matanya
Ia tau bahwa aku sedang bersama lelaki itu, melewati malam
Tangan kita memang tidak bergandengan
Tapi kurasa hati ini bergandengan, entah.
Atau ini hanya perasaan saja?
Dan ternyata yang paling tau adalah pagi
Karena begitu aku membuka mata, aku masih sendiri
Tak ada dia di pagiku
Tak ada dia saat aku membuka mata
Dan lagi-lagi aku malu pada senja
Karena lagi-lagi, aku masih sendiri.

No comments:

Post a Comment