Sunday, September 7, 2014

Menunggu

aku memperhatikan sepasang sepatu converse--sudah buluk--milikku. hal ini bukan karena aku memang ingin memandangi sepatuku, tetapi karena aku menghindarimu. aku mencegah kalau perlu mengutuk mataku agar tidak melihat manik matamu. lagi pula mengapa 'dia'--kamu-- bisa ada di sini? dalam tundukan kepalaku, akhirnya aku melihat sepasang sepatu yang mendekat, benar-benar dekat. aku bisa memperkirakan, jika aku menengadah pasti wajahku dan seseorang ini akan berada sangat dekat. oleh karenanya aku mempertahankan posisiku.

ramai orang-orang berjalan di samping kanan dan kiriku, aku tak tau apa mereka memandangku saat ini. aku tidak tau dan tak mau tau. hmm.. aku menghembuskan napas, leherku ini rasanya pegal sekali, tetapi sepasang sepatu berwarna merah itu tak juga sirnah. tak juga bersuara. apa dia menungguku mendongak? atau memang sengaja menghalangi jalanku?

"hei kau, bisa ke sini sebentar!" teriak seseoranh, entah siapa dari arah belakangku.

tiba-tiba sepasang sepatu merah itu bergerak. ah akhirnya...

"tunggu aku." suara sialan itu tiba-tiba terdengar di telinga kananku, berbisik dengan senyuman. rasanya aku ingin pingsan saja.

'dia' si pemakai sepatu merah menyuruhku menunggunya, setelahh lebih dari 3 tahun aku sudah melakukannya. menunggunya tanpa kabar, menunggunya tanpa berpaling, menunggunya dengan rasa yang selalu sama. sekarang setelah segala penantianku, kau menyuruhku menanti lagi. seenaknya saja!

tapi.....

tubuhku tetap mematung, tubuhku menolak untuk di gerakan. hanya satu yang kurasa bergerak, yaitu air mataku.

No comments:

Post a Comment